Komoditas Kelapa Sawit di Kota Subulussalam  Mampu Sumbang PDRB Terbesar di Kota Subulussalam  

Subulussalam | Kamis, 12 Desember 2024 | Berita 

Komoditas Kelapa Sawit di Kota Subulussalam  Mampu Sumbang PDRB Terbesar di Kota Subulussalam  

Reporter MC Kota Subulussalam

Subulussalam, InfoPublik-Rilis Kepala BPS Kota Subulussalam Ir. Sudariah kepada jurnalis, kamis (12/12/2024) menyebutkan bahwa komoditas unggulan kelapa sawit mampu menyumbangkan PDRB terbesar  di Kota Subulussalam.

Hal tersebut disampaikan hasil diskusi saat Focus grup Discussion (FGD) peran sektor pertanian terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Kota Subulussalam, selasa (10/12/2024) bertempat di aula BPS setempat yang diikuti Sekretaris Daerah, perwakilan Bappeda, Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pangan, Diskominfo, DPMP2T.

Asosiasi Kelapa Sawit, Kontak Tani Nelayan Andalan, PT perkebunan sawit di Kota Subulussalam serta rekan akademisi STIT Hafas dan Universitas Terbuka  dengan narasumber BPS Provinsi Aceh Bapak Tasdik Ilhamudin S.Si, M.Si dan narasumber BPS Kota Subulussalam Bapak M.Thariq Alfatih, S.Tr.Stat.

Dikatakannya, Kepala Sawit merupakan komoditas pada sub sektor perkebunan yang masih menjadi primadona di Kota Subulussalam, bersama sub sektor pertanian lainnya mampu menyumbang 23,91?ri total PDRB Kota Subulussalam atau sekitar Rp 553 Milyar rupiah.

Pentingnya keberadaan aktivitas perkebunan kelapa sawit pun dapat dilihat dari penyerapan tenaga kerja yang didominasi oleh petani kelapa sawit di Kota Subulussalam. Dalam perkembangannya, penting untuk dilakukan kajian dan diskusi mendalam terkait pembangunan ekonomi turunan dari hasil minyak kelapa sawit dan peranannya terdapat PDRB Kota Subulussalam, ucapnya.

Sudariah katakan bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) memiliki peran penting dalam penyusunan, pengelolaan, dan pemanfaatan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di tingkat daerah. Peran BPS diantaranya penyedia data dan informasi ekonomi, penghitungan PDRB secara terstandar, dan peningkatan literasi data ekonomi, ujarnya.